Kamis, 24 November 2016

Sharing pengalaman praktek kawat gigi / ortodonti File #02



Pada saat saya mempublikasikan kasus yang pertama banyak yang mengirimi saya e-mail dan bertanya siapa yang dimaksud dengan oknum non-drg spesialis ortodontik. Yang dimaksud tersebut adalah orang yang tidak memiliki keilmuan dan kemampuan dalam melakukan perawatan ortodontik. Memang menjadi sulit bagi orang awam untuk mengukur hal tersebut, yang pasti keilmuan dan kemampuan melakukan perawatan ortodontik diperoleh dari pusat pendidikan yaitu PPDGS (Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis) di universitas negeri. Pendidikan melalui kursus juga sebenarnya TIDAK cukup untuk dikatakan memiliki keilmuan dan kemampuan dalam melakukan perawatan ortodontik.Karena inti perawatan bukan pada kegiatan memasang behel atau braket ortodontik, melainkan penentuan diagnosis, rencana perawatan, dan kemampuan mengendalikan alat orto pada saat kontrol, tidak hanya ganti karet semata.

Kali ini saya akan berbagi cerita tentang apa yang saya alami dalam melakukan pelayanan perawatan ortodontik.

File #02


Pada suatu hari saya praktek, datang pasien seorang wanita  berusia sekitar 30 tahun dengan keadaan sudah memakai kawat gigi atau braket, dan berencana ingin pindah perawatan. Seperti biasa saya melakukan wawancara singkat untuk mengetahui sejarah perawatannya tersebut, ternyata yang merawat adalah oknum non-drg spesialis ortodontik. Pasien mengeluhkan gigi depan maju dan tidak bisa menggigit makanan menggunakan gigi depan. Setelah saya lihat keadaan klinis ternyata pemasangan braket banyak yang salah dan tidak presisi, penyebab pasien tidak bisa mengigit di karenakan ada pemasangan braket yang membuat giginya menjadi tinggi sebelah / modot / ekstrusi (silahkan di cari di mbah Google ya) kemudian terkunci, keadaan gigi depan terbuka /Open bite (silahkan Mbah Google lagi yaa) sebesar 10mm (itu sangat besar). Setelah melihat kasus tersebut, saya menjelaskan kepada pasien bahwa kasusnya harus diulang dari awal karena kasusnya bukan keadaan kemajuan yang semakin baik tetapi semakin parah dan menjadi kasus baru. Karena pasien menolak, kemudian solusinya adalah pasien disarankan sebaiknya diskusikan lagi dengan orang yang memasang behelnya pertama kali.

Hikmah:
1. Perawatan kawat gigi bukanlah sesuatu yang mudah, Banyak sekali oknum yang menganggap perawatan kawat gigi hanya sekedar memasang kemudian gigi akan rapi dengan sendirinya, memang kesalahan pada saat awal mulai kawat gigi tidak langsung kelihatan, tapi setelah beberapa lama baru akan terlihat.

2. Kasus dimana keadaan gigi pasien dihitung sebagai kasus baru merupakan hal yang wajar, apalagi kasusnya bukan semakin baik malah menjadi kasus baru. Jika kita umpamakan seperti membangun rumah, jika mandor atau yang mengawasi pembangunan tidak kompeten pasti rumahnya menjadi tidak baik, kemudian diganti dengan arsitek yang kompeten, pasti arsiteknya menjadi berpikir keras gara-gara harus memperbaiki keadaan yang sudah terlanjur salah. Dan jangan kaget biayanya malah semakin lebih mahal.